Teknologi Kecerdasan Buatan Punya Banyak Manfaat dalam Dunia Bisnis

Teknologi Kecerdasan Buatan Punya Banyak Manfaat dalam Dunia Bisnis

Teknologi Kecerdasan Buatan Punya Banyak Manfaat dalam Dunia Bisnis – Artificial Intelligence (AI) telah mengalami peningkatan luar biasa selama sebagian tahun ke belakang dan nampaknya tetap dapat terus berkembang pesat. Menurut studi McKinsey Global Institute, teknologi AI diproyeksikan dapat menghasilkan value senilai $3.5 sampai $5.8 triliun per tahunnya.

Tidak hanya relevan bagi knowledge scientist atau knowledge engineer, teknologi AI termasuk memegang peran perlu di beraneka industri, di antaranya konsumen service, auditing, apalagi digunakan untuk memprediksi tren makro.

Karena penggunaannya yang sangat luas, Prodi Kewirausahaan SBM ITB berkolaborasi dengan The Greater Hub menggelar webinar Fridaypreneurship dengan tema “Introduction to AI plus its Application in Business

Teknologi Kecerdasan Buatan Punya Banyak Manfaat

Menurut Adhiguna, AI adalah bidang studi yang bertujuan untuk membangun mesin cerdas (intelligent machine) yang bisa menyontoh atau melampaui kecerdasan alami manusia. Teknologi AI bersifat multi-disiplin yang butuh beraneka macam ilmu, jadi dari pengetahuan komputer, matematika, psikologi, filsafat, sampai keahlian domain supaya menjadi bidang yang bagus untuk kolaborasi.

Beberapa penerapan teknologi AI di bidang usaha yang dicontohkan Adhiguna di antaranya banking service, prediksi market, proses perekrutan, dan chatbot konsumen service. Selain itu, sub bidang dari AI yakni machine learning termasuk berfungsi untuk mendeteksi transaksi mencurigakan, memberi persetujuan pinjaman, sampai memprediksi tunggakan utang berdasarkan profil calon peminjam berdasarkan knowledge historis.

“Penggunaan teknologi AI bertujuan untuk mengurangi human intervention pada tugas-tugas yang bersifat repetitif, supaya beban karyawan bisa lebih ringan. Misalnya, menjawab pertanyaan konsumen yang gampang bisa ditangani oleh chatbot, supaya agen manusia bisa mengurus problem yang lebih rumit,” Adhiguna memaparkan. Ia termasuk mengimbuhkan bahwa chatbot konsumen layanan diperkirakan menghemat biaya sampai $7.3 milyar pada 2023.

Skala dan kecepatan merupakan dua perihal yang menjadikan AI lebih unggul dari manusia. Di dunia perbankan, volume transaksi sangatlah besar, supaya dapat menyulitkan kalau diproses secara manual oleh manusia.

“Jika tersedia satu juta transaksi, mesin bisa menyelesaikannya didalam hitungan detik. Berbeda dengan manusia yang bisa saja dapat memakan saat lama. AI termasuk bisa dengan gampang mendapatkan penipuan lewat pola-pola dari knowledge transaksi. AI bisa mendeteksi transaksi mencurigakan, menjadi manusia hanya tinggal crosscheck, tidak mesti memandang satu-satu,” ujar Adhiguna. “Ditambah lagi, AI tidak mengenal batas geografis, bisa bekerja di mana-mana,” tambahnya.

Namun, Adhiguna termasuk mengakui bahwa teknologi AI tetap jauh dari sempurna. Oleh karena itu, inovasi tetap mesti sangat didorong di segala level, termasuk di ITB sebagai institusi pendidikan.

“AI, Machine Learning, dan Deep Learning dapat merubah banyak industri, maka kita mesti menyita inisiatif. Jadilah bagian dari revolusi AI dan pastikan AI berfungsi bagi semua orang. AI itu melengkapi manusia, bukan menukar manusia,” pungkasnya.